Langsung ke konten utama

Cara Mengatasi Bullying Di Sekolah Bagian I

Bullying tentu berbahaya dan mengancam bagi kehidupan anak-anak bahkan orang dewasa sekalipun. Anak-anak sering tidak mampu keluar dari ancaman tersebut, bahkan di beberapa kasus yang telah terjadi, mendorong pada perilaku bunuh diri. Sehingga, dibutuhkan kegigihan semua pihak; baik pihak sekolah, orang tua, masyarakat, pegiat sosial-politik, dan media untuk bersama-sama mengatasi bullying dengan terlebih dahulu mencegah dan mengurangi perilaku dan tindakan yang mengarah pada bullying, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat.
Image source:pixabay
"Namanya juga anak-anak" ungkapan yang kadang terdengar saat terjadi kasus perilaku penindasan dengan menggunakan kekerasan, ancaman atau paksaan yang terjadi pada kehidupan sosial anak-anak atau dikenal dengan istilah bullying.
Bullying tentu berbahaya dan mengancam bagi kehidupan anak-anak bahkan orang dewasa sekalipun. Anak-anak sering tidak mampu keluar dari ancaman tersebut, bahkan di beberapa kasus yang telah terjadi, mendorong pada perilaku bunuh diri. Sehingga, dibutuhkan kegigihan semua pihak; baik pihak sekolah, orang tua, masyarakat, pegiat sosial-politik, dan media untuk bersama-sama mengatasi bullying dengan terlebih dahulu mencegah dan mengurangi perilaku dan tindakan yang mengarah pada bullying, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat.
Ada beberapa cara yang disarankan halaman crisisprevention yang diharapkan dapat membantu mengurangi dan mencegah masalah bullying, salah satunya ialah memahami definisi bullying.
Sekolah harus memiliki pemahaman yang sama untuk mengurangi upaya bullying. Karena bullying bercirikan perilaku agresif yang disengaja yang melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan dan kekuatan, baik berupa fisik, verbal atau nonverbal. Murid yang menjadi objek bullying biasanya tidak mampu untuk membela diri, karena itulah ketidakseimbangan kekuatan terjadi. Bullying terjadi dalam berbagai bentuk seperti ancaman, godaan, pemanggilan nama, mengusir, mencegah orang lain untuk pergi ke tempat yang mereka inginkan atau untuk melakukan apa yang mereka inginkan, mendorong, memukul, dan segala bentuk kekerasan fisik (Mahoney, 2012).
Selain itu, seiring pesatnya penggunaan media sosial antar siswa, sekolah harus menyadari keberadaan cyberbullying yang menjadi masalah baru, yang mungkin berupa teks, email, video, status dan pesan di aplikasi dan situs media sosial. Sehingga, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, mendorong agar semua staf sekolah untuk diberi pemahaman tentang definisi bullying, kebijakan dan peraturan sekolah, dan bagaimana menegakkan peraturannya.

Komentar

Postingan Terbaru