Langsung ke konten utama

Sanksi Akibat Arema vs Persib Ricuh

Arema vs Persib Ricuh, Ratusan Orang Menjadi Korban, Pertandingan Sudah Selesai, Keputusan Komdis PSSI Dinanti.
Kericuhan dalam sepak bola Indonesia kembali terjadi. Yaitu di laga pekan ke-4 yang mempertemukan Arema sebagai tuan rumah dan Persib di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu 15-04-2018.
Disinyalir masuknya suporter Arema FC itu dikarenakan kecewa dengan hasil negatif yang dirasakan tim asuhan Joko Susilo tersebut. Berbagai pelanggaran yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, berakibat denda yang berbeda-beda. seperti di beritakan halaman football-tribe.com, masuknya penonton ke lapangan tanpa seizin perangkat pertandingan akan berbuah denda minimal 50 juta rupiah, pelemparan benda-benda yang juga menghasilkan denda sebesar 50 juta rupiah, dan tentunya pelanggaran karena kekerasan yang nominal dendanya bergantung pada beratnya pelanggaran.
Image source: bola.kompas.com
Pada akhir laga, suporter Arema FC memaksa masuk ke lapangan sehingga pertandingan ini terpaksa dihentikan. Masuknya Aremania membuat para pemain dan official Persib berlari menuju ruang ganti pemain. Bahkan, pelatih Persib, Mario Gomez, harus merasakan luka di kepalanya. Selain itu, dampak dari kerusuhan ini pun membuat sekira 212 Aremania yang menyaksikan langsung di stadion jadi korban salah sasaran dan banyak yang harus mendapat perawatan intensif serta dilarikan ke rumah sakit.
Disinyalir masuknya suporter Arema FC itu dikarenakan kecewa dengan hasil negatif yang dirasakan tim asuhan Joko Susilo tersebut. Dari empat pertandingan, Arema FC mengalami dua kekalahan dari Persija Jakarta dan Borneo FC, serta ditahan imbang Mitra Kukar dan Persib. Namun, menurut Media Officer Arema FC, Sudarmaji, kericuhan ini dipicu oleh kekecewaan suporter terhadap wasit yang memimpin pertandingan ini, Handri Kristanto. "Kronologi dalam konteks manajemen tadi sudah berdiskusi bahwa gerakan penonton itu banyak bereaksi karena keputusan wasit," kata Sudarmaji seperti yang dilansir halaman Kompas dari BolaSport.com. 
Gomez yang sempat menjadi sasaran dari oknum suporter di Malang, mengaku belum mengetahui keputusan Komisi Disiplin untuk insiden pada laga ini dan menurutnya hal itu menjadi urusan mereka seraya menekankan bahwa masuknya penonton ke lapangan itu sangat berbahaya. Ia pun menambahkan bahwa sebelum pertandingan tersebut, pihaknya harus kehilangan Supardi selama 4 pertandingan karena insiden tandukan saat berargumen dengan wasit.
Seperti diberitakan simamaung, Kapten Persib, Supardi, dikenai sanksi larangan bermain dalam empat pertandingan menghadapi Arema FC, Borneo FC, Persija Jakarta dan Madura United. Selain itu, denda Rp, 50 juta dikenakan kepada dirinya.Sanksi dijatuhkan Komdis PSSI karena  Supardi dinilai melakukan tandukan kepada wasit Dwi Purba di laga melawan Mitra Kukar. Saat itu, kapten Persib tersebut sedang mencoba berargumen atas pelanggaran duel Ghozali Siregar dan Wiganda Pradika.
Jika berkaca pada sanksi yang diakibatkan kericuhan yang terjadi saat Bhayangkara fc melawan Persib (halaman Kumparan tidak memberitakan adanya korban) di Liga Gojek-Traveloka 2017 lalu, yang mana Persib harus membayar denda sebesar 45 Juta dan suporter Persib dilarang memakai atribut ke dalam stadion sebanyak tiga kali, sehingga tak diperbolehkan ada baju, syal, atau bendera yang berhubungan dengan Persib masuk ke dalam stadion, maka dipastikan Arema akan menderita sanksi yang lebih berat karena banyak pelanggaran yang terjadi.
Arema vs Persib Ricuh, Ratusan Orang Menjadi Korban, Pertandingan Sudah Selesai, Keputusan Komdis PSSI Dinanti.
Image source: viva.co.id
Berbagai pelanggaran yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, berakibat denda yang berbeda-beda. seperti di beritakan halaman football-tribe.com, masuknya penonton ke lapangan tanpa seizin perangkat pertandingan akan berbuah denda minimal 50 juta rupiah, pelemparan benda-benda yang juga menghasilkan denda sebesar 50 juta rupiah, dan tentunya pelanggaran karena kekerasan yang nominal dendanya bergantung pada beratnya pelanggaran. 
Halaman tersebut menambahkan bahwa, ada pasal lain dalam kode etik yang juga dilanggar dan akan dikenakan sanksi. Pasal yang dimaksud adalah Pasal 57, yaitu tentang pertandingan terhenti. Dalam Pasal 57 butir 1, disebutkan seperti ini: “Apabila pertandingan tidak dapat dilaksanakan secara penuh untuk alasan yang bukan merupakan keadaan kahar (force majeure), tetapi karena tingkah laku tim atau tingkah laku yang terhadap mana suatu klub atau badan bertanggung jawab (termasuk menolak melanjutkan permainan dengan meninggalkan lapangan permainan dan menunda dilanjutkannya permainan, protes berkepanjangan dan sebagainya) tim atau klub yang bertanggung jawab dikenakan sanksi dinyatakan kalah (forfeit) dengan pengurangan 6 (enam) poin (secara khusus mengesampingkan Pasal 28 ayat 3 Kode Disiplin PSSI ini) dan sanksi denda sekurang-kurangnya sebesar Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah).” Berdasarkan kronologi yang terjadi, wasit harus menghentikan laga karena adanya tingkah laku dari suporter, yang juga merupakan badan tertentu. Meskipun bukan berarti bahwa semua suporter yang turun ke lapangan adalah bagian resmi dari Arema maupun Persib, hal ini bisa jadi akan menjadi pertimbangan oleh komdis PSSI. 
Namun, menurut halaman viva, PT Liga Indonesia Baru selaku operator, melalui Direktur Operasional LIB, Tigorshalom Boboy, mengatakan bahwa mereka mengambil keputusan dengan menganggap laga Arema versus Persib sudah selesai. Dengan mengacu pada laporan pertandingan yang dikirimkan oleh pengawas pertandingan yang semuanya telah mereka baca dan pelajari secara terperinci. Sehingga, dari laporan tersebut, mereka memutuskan pertandingan telah selesai.
Tentunya, kita berharap bahwa kasus ini diusut tuntas oleh Komdis PSSI dan tak terjadi lagi kejadian seperti ini di kemudian hari.

Komentar

Postingan Terbaru