Langsung ke konten utama

Berita Wafatnya Mbah Moen dan Profil Singkat Ulama Kharismatik

Berita Wafatnya Mbah Moen dan Profil Singkat Ulama Kharismatik. KH Maimoen Zubair Wafat di Kota Suci Makkah. Innaa Lillahi Wa Innaa Ilaihi Rooji'uun. Kabar duka tersebut meramaikan linimasa media sosial. Dengan mengetikan pencarian KH Maimoen untuk memastikan kabar duka tersebut, berbagai media massa online, bahkan thumbnail youtube menjadi teratas dalam pencarian dengan kata kunci yang dimasukan tadi.

KH Maimoen Zubair Wafat di Kota Suci Makkah. berbagai judul berita tentang wafatnya KH Maimun. profil singkat KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen.
sumber: nu.or.id
KH Maimun Zubair atau dikenal dengan panggilan Mbah Moen adalah Ulama kharismatik yang juga Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Berita tentang beliau tentu sering kita dapatkan di berbagai media massa baik cetak, tv maupun online. Apalagi berita tentang wafatnya Mbah Moen.

Berikut adalah headline tentang kepergian KH Maimun Zubair yang meriuhkan linimasa pencarian di Google saat diketikkan KH Maimoen Zubair:


  • Mustasyar PBNU KH Maimoen Zubair Wafat di Makkah - NU Online
  • Tokoh NU KH Maimun Zubair Meninggal Dunia - Kompas 
  • KH Maimoen Zubair Wafat, Menantu Ungkap Keinginan Mbah Moen - tribunnews
  • BREAKING NEWS: KH Maimoen Zubair - Mbah Moen Meninggal - youtube
  • KH Maimoen Zubair Wafat, Menantu Ungkap Keinginan Mbah Moen - tribunnews
  • Mengenal Pemakaman Ma'la, Peristirahatan Terakhir KH Maimoen - inews
  • BREAKING NEWS: KH Maimoen Zubair Meninggal Dunia - MSN.com
  • KH. Maimun Zubair Wafat, Ini Biografi Beliau - Islami.co
  • KH Maimoen Zubair dan hari kematian yang telah "diramalkan... - antaranews.com
  • Sekilas Perjalan Hidup Ulama Kharismatik KH Maimun Zubair, Anak Kiyai Belajar hingga wafat di Makkah - tribunnews


  • Itulah beberapa judul berita yang ditampilkan berbagai situs yang mengiringi wafatnya Kyai Kharismatik, Tokoh Nu, Seorang Faqih dan Muharrik. Tentu iringan kata belasungkawa dan do'a mengalir atas kepergian beliau, karena sejatinya itulah esensi dari ilmu yang bermanfaaat. Seperti dalam keterangan sebuah hadits Nabi SAW, bahwa ada tiga hal yang akan mengalirkan pahala, Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do'a anak sholeh.

    Bangsa Indonesia tentu merasakan kehilangan yang sangat dalam dengan kepergian seorang Ulama yang menurut keterangan (koreksi jika ada kesalahan) bahwa, Alloh SWT akan mencabut Ilmu dari muka bumi dengan dipanggilnya Ulama. Semoga, kita sebagai Bangsa yang ditinggalkan dan sebagai murid-murid beliau dapat melanjutkan asa dan perjuangannya. Ulama yang akrab disapa Mbah Moen ini, selain Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), juga merupakan salah satu dari anggota Ahlul Hall wal Aqdi (Ahwa) pada Muktamar ke-33 NU di Jombang tahun 2015 lalu, dan berikut profil singkatnya yang dari halaman nu.or.id.

    Mbah Moen adalah seorang alim, faqih sekaligus muharrik (penggerak). Beliau meenjaddi rujukan ulama Indonesia dalam bidang fiqih. Karena Kiai Maimun menguasai secara mendalam ilmu fiqih dan ushul fiqih. Beliau adalah sahabat Kiai Sahal Mahfudh; sama-sama santri kelana di pesantren-pesantren Jawa, serta mendalami ilmu di tanah Hijaz.

    Kiai Maimoen lahir di Sarang, Rembang, pada 28 Oktober 1928. Beliau mengasuh Pesantren al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Kiai Maimoun merupakan putra dari Kiai Zubair, Sarang, seorang alim dan faqih. Kyai Zubair merupakan murid dari Syekh Saíd al-Yamani serta Syekh Hasan al-Yamani al-Makky. Kedalaman ilmu dari orang tuanya, menjadi basis kuatnya pendidikan agama Kyai Maimoen Beliau meneruskannya di Pesantren Lirboyo, Kediri, di bawah bimbingan Kiai Abdul Karim. Selain itu, beliau juga mengaji kepada Kiai Mahrus Ali dan Kiai Marzuki selama di Lirboyo.

    Pada umur 21 tahun, Maimoen Zubair melanjutkan belajar ke Makkah Mukarromah. Perjalanan ini, didampingi oleh kakeknya sendiri, yakni Kiai Ahmad bin Syuáib. Di Mekkah, Mbah Moen mengaji kepada Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly dan beberapa ulama lainnya.

    Selepas kembali dari tanah Hijaz dan mengaji dengan beberapa kiai, Kiai Maimoen kemudian mengabdikan diri untuk mengajar di Sarang, di tanah kelahirannya. Pada 1965, Kiai Maimoen kemudian istiqomah mengembangkan Pesantren al-Anwar Sarang. Pesantren ini, kemudian menjadi rujukan santri untuk belajar kitab kuning dan mempelajari turats secara komprehensif.

    Kyai Maimoen juga meluangkan waktunya untuk mengaji ke beberapa ulama di Jawa, di antaranya Kiai Baidhowi, Kiai Ma'shum Lasem, Kiai Bisri Musthofa (Rembang), Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen (Demak), Kiai Abdullah Abbas Buntet (Cirebon), Syekh Abul Fadhol Senori (Tuban), dan beberapa kyai lain. Mbah Moen juga menulis kitab-kitab yang menjadi rujukan santri. Di antaranya, kitab berjudul al-ulama al-mujaddidun.

    Selama hidupnya, Kyai Maimoen memiliki kiprah sebagai penggerak. Ia pernah menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun. Selain itu, beliau juga pernah menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah. Kini, karena kedalaman ilmu dan kharismanya, Kiai Maimoen Zubair diangkat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Politik dalam diri Kiai Maimoen bukan tentang kepentingan sesaat, akan tetapi sebagai kontribusi untuk mendialogkan Islam dan kebangsaan. Demikianlah, Kiai Maimun merupakan seorang faqih sekaligus muharrik, pakar fiqh sekaligus penggerak. 

    Komentar

    Postingan Terbaru